Pulau Samosir yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah menjadi salah satu destinasi wisata yang dilirik para pelancong domestik maupun mancanegara. Namun, menjaga pariwisata daerah agar tetap berkembang pesat bukanlah perkara mudah. Semua ini juga harus ditunjang dengan pelestarian budaya adat.
Untuk mendukung misi tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir menghelat festival budaya daerah Horas Samosir Fiesta 2011 (HFS 2011) pada Mei hingga September mendatang. Festival yang telah telah digagas sejak 3 tahun belakangan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat Batak untuk melestarikan budaya khas Samosir.
Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon yang ditemui di Gedung Sapta Pesona mengatakan, Kabupaten Samosir yang mencakup sembilan kecamatan merupakan jantung danau Toba dan memiliki ragam pesona wisata yang sangat strategis untuk dikembangkan. Kami punya visi yakni menjadikan Kabupaten samosir sebagai Kabupaten Pariwisata. "Semua program pembangunan dilakukan untuk mendukung sektor pariwisata. Pariwisata berbasis lingkungan (eco-tourism) menjadi salah satu keunggulan kami," ujar Mangindar, Kamis (26/5).
Mangindar mengatakan, untuk menggairahkan industri pariwisata supaya banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan diperlukan berbagai terobosan kreatif, salah satunya pelestarian budaya adat dengan menggelar kegiatan positif seperti HFS 2011. "Festival ini akan dikemas dalam aneka perlombaan seni budaya. Dengan adanya unsur lomba, kami berharap motivasi masyarakat untuk menampilkan keaslian seni dan atraksi bisa semakin meningkat," ujar Mangindar.
Berbagai lomba tersebut antara lain lomba Uning-uningan (alat musik tradisional Batak Toba), lomba lagu trio batak, lomba cipta lagu, lomba tari tor-tor, mengukir kayu, hingga lomba vokal group. Sedangkan pada puncak acara HSF 2011 nanti, akan dilaksanakan pagelaran seni budaya berupa tor-tor massal yang diiringi 7 grup pargonsi dan 7 grup uning-uningan, kolaborasi sordam, saga-saga, lagu-lagu opera, lagu rakyat tapanuli, serta penyerahan hadiah kepada 51 kejuaraan grup dan 21 juara perorangan. "Puncaknya nanti ada di bulan September di Pangururan. Kami memilih tanggal yang pas yakni ketika libur lebaran sehingga diharapkan semakin banyak wisatawan yang bisa datang," kata Mangindar.
Mangindar menambahkan, Pemerintah Kabupaten Samosir memang sedang menargetkan program berbasis budaya mengingat banyak generasi muda yang cenderung meninggalkan budayanya sendiri. Kami berupaya mendorong mereka untuk kembali melestarikan budaya Batak. Namun, itu semua tidak cukup dengan kata-kata, harus langsung praktek ditambah dengan kreativitas, ujarnya sembari menjelaskan bahwa target festival ini juga anak muda yang tergabung dalam berbagai kelompok seni budaya.
Mangindar melanjutkan, pihaknya tengah membentuk forum kerja sama pembangunan Danau Toba yang disebut Lake Toba Regional Management (LTRM) yang fokus pada pembangunan pariwisata berkelanjutan secara sinergis. Ikon danau Toba ini milik bersama. "Untuk memperkuat industri pariwisata ini, kami menggandeng sembilan kabupaten lainnya untuk berkolaborasi dan bersinergi membangun pariwisata Danau Toba," katanya.
Diharapkan, kunjungan wisatawan daerah sekitar Kabupaten Samosir bisa mendorong kedatangan wisatawan hingga provinsi Sumatera Utara dan provinsi lainnya. Pada akhirnya, gaung dari gelaran akbar ini juga diharapkan akan terdengar hingga menjangkau wilayah lainnya di tingkat nasional bahkan ke mancanegara.
0 komentar:
Posting Komentar